SIFAT KERJA OTOT DAN MEKANISME KONTRAKSI OTOT

Posted by on 25 October 2016 - 8:59 AM

Edutafsi.com - Mekanisme Kontraski Otot. Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia atau hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif. Manusia dapat bergerak karena otot menggerakkan rangka atau tulang pada manusia. Rangka manusia hanya akan bergerak jika digerakkan oleh otot. Itu sebabnya otot disebut sebagai alat gerak aktif sedangkan rangka atau tulang disebut sebagai alat gerak pasif. Keduanya tentu saling bekerja sama membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak. Sifat atau karakter yang dimiliki oleh otot dan tulang memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai gerakan atau aktivitas sekaligus menopang tubuhnya. Pada kesempatan ini, Bahan belajar sekolah akan membahas mekanisme kerja otot dan sifat kerja otot berdasarkan gerakan yang dihasilkannya.

Karakter Otot

Otot disusun oleh dua macam filamen utama yaitu aktin dan miosin. Aktin dan miosin adalah serabut protein yang tidak mudah larut dan merupakan protein utama dalam otot. Campuran keduanya membentuk aktomiosin. Selain itu, otot juga didukung oleh protein miogen, yaitu protein yang mudah larut.

Miogen dibentuk oleh asetilkolin yang terurai saat otot terangsang. Asetilkolin merupakan senyawa protein yang sangat peka terhadap rangsangan. Setelah terbentuk, miogen akan memicu terbentuknya aktomiosin. Ketika miogen mengenai akotmiosin, maka otot akan berkontraksi dan menyebabkan tulang bergerak.

Otot menjadi alat gerak aktif karena memiliki kemampuan untuk berkontraksi dan berelaksasi. Ketika otot berkontraksi, maka otot akan memendek. Sebaliknya, otot akan memanjang ke bentuk semula saat otot berelaksasi. Otot akan berkontraksi saat melakukan aktivitas dan berelaksasi saat beristirahat.

Selain dapat berkontraksi dan berelaksasi, sebagai alat gerak aktif, otot juga memiliki kemampuan lain yang sangat menguntungkan bagi pergerakan tubuh, yaitu kemampuan berekstensi. Dengan kemampuan ini, otot dapat memanjang dari ukuran semula.

Dengan demikian, sebagai alat gerak aktif otot memiliki tiga kemampuan utama, yaitu:
1. Kontraksibilitas : kemampuan memendek dari ukuran semula
2. Ekstensibilitas : kemampuan memanjang dari ukuran semula
3. Elastisitas : kemampuan kembali ke ukuran semula.

Otot rangka atau otot lurik dapat menggerakan rangka karena otot lurik melekat pada tulang dan diikat oleh tendon, yaitu jaringan ikat antara tulang dan otot. Berdasarkan perlekatan pada tulang, tendon dibedakan menjadi dua jenis, yaitu origo dan insersio.

#1 Origo
Origo adalah tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah kedudukannya ketika otot berkontraksi. Dengan kata lain, perlekatan atau tendon origo menyebabkan tulang tidak dapat digerakkan atau hanya sedikit bergerak selama otot berkontraksi.

#2 Insersio
Insersio adalah tendon yang melekat pada tulang yang dapat bergerak ketika otot berkontraksi. Karena tulang tempat otot melekat dapat bergerak, maka tulang tersebut akan bergerak saat otot berkontraksi.

Sifat Kerja Otot, Antagonis dan Sinergis

Berdasarkan gerakan yang dihasilkan, sifat kerja otot dibedakan menjadi dua jenis, yaitu antagonis dan sinergis. Otot-otot yang bekerja secara antagonis disesebu sebagai otot antagonis dan otot-otot yang bekerja secara sinergis disebut otot sinergis.

#1 Otot Antagonis
Antagonis adalah sifat kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak yang berlawanan. Beberapa gerakan yang dihasilkan oleh otot antagonis antaralain:
a). Fleksor (membengkokkan) >< ekstensor (meluruskan)
b). Abduktor (menjauhi tubuh) >< adduktor (mendekati tubuh)
c). Supinator (menengadah) >< pronator (menelungkup)
d). Elevator (mengangkat) >< depresor (menurunkan)

#2 Otot Sinergis
Sinergis adalah sifat kerja otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Dengan kata lain, otot-otot ini bekerja untuk menghasilkan gerakan yang arahnya sama misalnya pronator teres dan pronator kuadratus.

Kontraksi Otot Model Sliding Filaments

Otot lurik tersusun dari kumpulan serabut halus yang dikenal sebagai miofibril. Miofibril ini terdiri dari sejumlah protein miofilamen berupa aktin dan miosin. Berdasarkan model sliding filaments, kontraksi otot terjadi berdasarkan adanya dua set filamen aktin dan miosin di dalam sel otot kontraktil.

mekanisme kontraksi otot

Filamen aktin disebut juga filamen tipis dan filamen miosin disebut juga filamen tebal. Filamen tebal terdiri dari ekor molekul miosin yang memanjang. Kepala molekul miosin menjulur ke arah filamen tipis sebagai jembatan silang yang potensial sebagai penghubung filamen-filamen tersebut.

Pada mode sliding filaments, terdapat beberapa bagian, yaitu:
1. Sarkomer : bagian miofibril yang terletak antara dua garis Z
2. Zona H : bagian terang di antara dua pita gelap
3. Pita A : pita gelap yang disusun oleh filamen tebal
4. Pita I : pita terang yang disusun oleh filamen tipis
5. Garis Z : tempat bertautnya filamen tipis

Mekanisme kontraksi otot diawali dengan pembentukan asetilkolin, yaitu zat yang peka terhadap rangsangan. Pembentukan kolin menjadi asetilkolin berlangsung di dalam otot. Proses ini diikuti oleh proses penggabungan ion kalsium, troponium, dan tropomisin yang memicu terbentuknya aktomiosin.

Rangsangan akan diterima oleh asetilkolin dan pada saat itu aktomiosin akan memendek atau berkontraksi. Saat otot berkontraksi, pita I akan menyempit dan zona H akan hilang karena garis Z saling mendekat. Besar penyempitan pita I tergantung pada kekuatan kontraksi.
Edutafsi.com adalah blog tentang bahan belajar. Gunakan menu atau penelusuran untuk menemukan bahan belajar yang ingin dipelajari.