KUMPULAN RUMUS MOMEN INERSIA UNTUK BEBERAPA BENDA KHUSUS

Posted by on 18 August 2017 - 7:48 PM

Edutafsi.com - Momen Inersia. Momen inersia adalah besaran fisika yang digunakan untuk menyatakan kecenderungan benda mempertahankan posisinya dalam gerak rotasi. Dengan kata lain, momen inersia bisa dikatakan sebagai besaran massa untuk gerak rotasi. Secara umum, besar momen inersia suatu benda merupakan hasil kali dari massa dan kuadrat jarak titik poros. Meski begitu ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam penentuan momen inersia termasuk letak sumbu putarnya.

Untuk beberapa benda khusus seperti partikel titik, batang homogen, silinder, dan bola pejal, momen inersia dapat ditentukan dengan rumus tertentu. Pada kesempatan ini Edutafsi akan membahas rumus momen inersia dari beberapa benda khusus.

A. Benda Berupa Titik

Untuk massa berupa titik atau sistem massa yang terdiri dari beberapa titik dan terhubung oleh tali atau batang yang massanya diabaikan seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, berlaku :

I = ∑m.R2 = m1.R12 + m2.R22 + m3.R32

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jarak ke titik poros (m)
m = massa (kg).

Rumus menentukan momen inersia benda

B. Batang Homogen

Batang homogen adalah batang yang massanya tersebar merata sehingga pusat massanya berada di tengah. Untuk batang homogen, maka akan jelas terlihat bahwa terdapat pengaruh letak sumbu putar terhadap momen inersia.

#1 Poros di Pusat
Jika sumbu putar berada di titik pusat massanya maka berlaku :

momen inersia
I = 112 m.l2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
l  = panjang batang (m)
m = massa (kg).

#2 Poros di salah satu ujung
Jika sumbu putar berada pada salah satu ujung batang, maka :

I = ⅓ m.l 2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
l  = panjang batang (m)
m = massa (kg)

#3 Poros bergeser
Jika sumbu putar atau porosnya berada di sembarang tempat (tidak di ujung atau di pusat), maka momen inersia dapat dihitung dengan rumus berikut :
I = 112 m.l2 + m.(k.l)2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
l  = panjang batang (m)
k.l  = panjang pergeseran (m)
m = massa (kg)

Panjang pergeseran yang dimaksud di atas adalah seberapa jauh sumbu putarnya digeser misalnya dari pusat digeser ke kanan sejauh ¼l .

C. Benda Berbentuk Silinder

#1 Silinder Pejal
Untuk benda yang berbentuk silinder pejal seperti katrol atau roda tertentu, maka momen inersianya dapat dihitung dengan rumus berikut :
I = ½ m.R2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari silinder (m)
m = massa (kg).

#2 Silinder Tipis Berongga
Untuk silinder tipis berongga seperti cincin tipis maka momen inersianya dapat dihitung dengan rumus berikut:
I = m.R2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari silinder (m)
m = massa (kg)

#3 Silinder Berongga Tidak Tipis
Silinder berongga tidak tipis merupakan silinder yang memiliki jari-jari dalam dan jari-jari luar. Untuk benda seperti ini maka berlaku :
I = ½ m (R12 + R22)

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R1 = jari-jari dalam silinder (m)
R2 = jari-jari luar silinder (m)
m = massa (kg).

D. Benda Berbentuk Bola

#1 Bola Pejal
Jika benda berbentuk bola peal, maka momen inersianya dapat dihitung dengan rumus berikut :
I = ⅖ m.R2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari bola (m)
m = massa (kg)

#2 Bola Berongga
Untuk bola berongga berlaku :
I = ⅔ m.R2

Keterangan :
I = momen inersia (kg m2)
R = jari-jari bola (m)
m = massa (kg).

Demikianlah pembahasan singkat mengenai rumus momen inersia beberapa benda khusus. Jika artikel yag anda baca bermanfaat, silahkan bagikan kepada teman anda melalui tombol share di bawah ini.
Edutafsi.com adalah blog tentang bahan belajar. Gunakan menu atau penelusuran untuk menemukan bahan belajar yang ingin dipelajari.