PERKEMBANGAN TEORI MODEL ATOM DAN PENEMUAN PARTIKEL PENYUSUN ATOM

Posted by on 04 September 2017 - 4:44 PM

Edutafsi.com - Teori dan Model Atom. Ketika istilah atom pertama kali dikenalkan pada dunia di awal abad ke-19, para ilmuwan masih terus berusaha menemukan konsep yang paling sesuai mengenai atom. Konsep tersebut terus berkembang seiring ditemukannya fakta bahwa atom merupakan unit yang masih terdiri dari partikel-partikel penyusunnya. Sampai akhirnya ditemukan elektron, inti atom, dan orbit elektron, setidaknya ada empat teori dan model atom yang sempat dianggap benar pada massanya. Keempat teori tersebut akhirnya gugur setelah ditemukan konsep baru yang dipakai hingga saat ini.

#1 Model Atom Dalton

Dari sekian banya model atom yang pernah dikemukakan pada masa itu, teori dan model atom Dalton merupakan model atom pertama yang cukup ilmiah dan dapat diterima. Teori Dalton sebenarnya merupakan penyermpurnaa dari teori sebelumnya yang pernah dikemukakan oleh Leucippos dan Democritus.

Model atom Dalton dikenal juga dengan model bola pejal Dalton. Menurut Dalton, atom merupakan partikel terkecil suatu materi yang berbentuk bola dan masing-masing unsur memiliki bola atom yang khas. Teori ini dapat menjelaskan dengan baik konsep hukum kekekalam massa dan hukum perbandingan tetap.

Meski demikian, teori ini memiliki beberapa kelemahan yang memicu ilmuwan lain untuk terus menggali dan menemukan konsep yang paling sesuai. Salah satu kelemahan model atom Dalton adalah tidak dapat menjelaskan dengan rinci perbedaan antara atom unsur yang satu dengan atom unsur lainnya.

#2 Model Atom Thomson

Model atom Thomson dimulai dengan penemuan partikel bermuatan negatif (elektron) pada tahun 1900. Penemuan Thomson tersebut sekaligus menggugurkan dan model atom Dalton yang sebelumnya sempat dianggap benar. Ditemukannya elektron membuktikan bahwa di dalam atom masih ada partikel lain yang lebih kecil. Itu artinya, atom bukanlah partikel terkecil.

Model atom Thomson dikenal dengan istilah model "Roti Kismis". Thomson menggambarkan atom seperti halnya sebuah roti kismis, dimana atom adalah bola yang bermuatan positif dengan elektron menyebar di seluruh bagian atom seperti kismis pada roti.

Jadi, dalam hal ini Thomson menganalogikan atom sebagai roti dan elektron sebagai kismis. Meski model atom Thomson terlihat meyakinkan, namun teori ini juga memiliki kelemahan yang membuat model atom ini diragukan. Salah satu kelemahannya adalah tidak dapat menerangkan efekh penghamburan cahaya pada lempeng tipis emas.

#3 Model Atom Rutherford

Berangkat dari kelemahan teori atom Thomson, salah seorang murid Thomson yang bernama Rutherford, melalui beberapa percobaannya berhasil menemukan inti atom. Pada tahun 1910, Ernest Rutherford melaukan serangkaian percobaan untuk mengetahui susunan atom dan menemukan bahwa atom memilik sebuah inti atom.

Dari percobaan tersebut, Rutherford menemukan inti atom yang memiliki jari-jari jauh lebih kecil dibanding jari-jari atomnya. Penemuan ini tentu menggugurkan model atom yang pernah diajukan oleh sang guru, Thomson. Menurut model ini, inti atom bermuatan positif berada jauh di dalam atom dan elektron berputar mengelilinginya.

Meski sudah menemukan titik terang mengenai susuanan atom, namun teori ini masih memiliki kelemahan. Model atom Rutherford tidak dapat menerangkan bagaimana pengaruh gaya tarik elektrostatik elektron yang bermuatan negatif dan inti atom yang bermuatan positif.

#4 Model Atom Bohr

Kelemahan model atom Rutherford yang terletak pada lintasan elektron disempurnakan oleh murid Rutherford yang bernama Niels Bohr. Niels Bohr berhasil menjelaskan mengapa elektron tidak tersedot dan jatuh ke inti atom.

Berdasarkan pengamatan dan analisis spektrum atom yang dilakukan, pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom yang kemudian dikenal sebagai model atom Bohr. Menurtu Bohr, elektron mengitari inti atom dengan tingkat-tingkat energi tertentu. Semakin dekat dengan inti semakin rendah tingkat energinya.

Bohr juga menjelaskan bahwa perpindahan elektron dapat terjadi dengan cara menyerap energi atau membebaskan energi. Jika berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi, maka elektron akan menyerap energi. Sebaliknya, jika berpindah ke tingat yang lebih rendah, elektron akan melepas energi.

#5 Model Atom Mekanika Kuantum

Teori dan model atom Bohr yang mengesankan diperkuat dengan spektrum cahaya atau gelombang elektromagnetik pada atom hidrogen. Akan tetapi, model ini ternyata tidak dapat menjelaskan atom berlektron banyak dan tidak dapat menerangkan efek Zeeman.

Pada tahun 1927, Erwin Schrodinger megemukakan teori teori atom yang kemudian dikenal dengan model atom mekanika kuantum atau mekanika gelombang. Model atom mekanika kuantum memiliki kesamaan dengan model atom Bohr dalam hal tingkat energi kulit atom.

Perkembangan teori dan model atom

Hanya saja, model atom mekanka kuantum menggambarkan sifat pergerakan elektron dan keduduka elektron secara lebih baik. Menurut model ini, posisi elektron tidaklah pasti sehingga yang dapat ditentuakn hanyalah kebolehjadian saja. Elektron dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang. Lintasan elektron bukan berupa garis pasti, melainkan sebuah ruang.
Edutafsi.com adalah blog tentang bahan belajar. Gunakan menu atau penelusuran untuk menemukan bahan belajar yang ingin dipelajari.