FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI KERJA ENZIM

Posted by on 17 August 2015 - 6:30 PM

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas komponen penyusun enzim, sifat-sifat enzim, dan cara kerja enzim. Berdasarkan pembahasan tersebut diketahui bahwa kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi enzim atau bahkan menyebabkan enzim rusak dan tidak berfungsi lagi. Ketika enzim mengalami kerusakan dan bentuk sisi aktifnya berubah, maka enzim tidak lagi dapat berikatan dengan substrat karena bentuknya sudah berbeda. Bagian protein enzim yang bersifat termolabil juga mengakibatkan enzim dapat rusak karena panas.

Seperti yang dibahas sebelumnya, enzim merupakan zat yang berfungsi sebagai biokatalisator. Enzim ikut bereaksi untuk mempercepat reaksi namun tidak mempengaruhi hasil akhir. Pada awal reaksi struktur enzim akan berubah dan pada akhir reaksi struktur enzim akan kembali seperti semula. Karena itulah enzim disebut bersifat bolak-balik.

Meskipun fungsinya hanya sebagai katalisator, peran enzim sangat mempengaruhi metabolisme sel. Tanpa adanya fungsi enzim, proses penyusunan atau penguraian zat-zat akan berlangsung lambat sekali dan bahkan terkadang tidak dapat berlangsung sama sekali.

Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim

Kerja enzim dipengaruhi oleh empat faktor yaitu pH, suhu, konsentrasi, dan inhibitor atau zat penghambat. berikut penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kerja enzim.
  1. Pengaruh Suhu
    Karena tersusun dari komponen protein, enzim sangat peka terhadap perubahan suhu. Secara umu, temperatur optimum enzim berada antara 30o-40o C. Jika enzim berada pada suhu yang terlalu tinggi, maka enzim dapat mengalami denaturasi protein. Sebaliknya, jika suhu terlalu rendah enzim akan mengalami koagulasi.

    Suhu yang sangat rendah berpengaruh terhadap sisi aktif enzim yang merupakan bagian untuk berikatan dengan substrat. Jika mengalami koagulasi akibat suhu yang terlalu rendah, maka fungsi enzim tidak dapat berjalan meskipun enzim tidak rusak. Enzim biasanya akan kembali berfungsi saat suhu kembali normal.

    Baca juga : Penamaan dan Klasifikasi Enzim Beserta Contohnya.

    Pada suhu yang tinggi (>50oC), enzim akan rusak akibat denaturasi protein sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai biokatalisator. Itulah sebabnya ketika kita berada di daerah yang suhunya ekstrim, kita cenderung tidak dapat bertahan karena tak hanya dehidrasi, metabolisme tubuh juga menjadi sangat lambat.

  2. Pengaruh pH
    Enzim hanya dapat bekerja pada lingkungan yang mempunyai derajat keasaman (pH) tertentu. Derajat keasaman yang cocok untuk enzim disebut pH optimum. Masing-masing enzim memiliki kisaran pH optimum yang berbeda-beda.

    Jika berada pada lingkungan dengan derajat keasaman yang tidak cocok, enzim akan mengalami ionisasi pada bagian gugus karboksil dan amin serta menyebabkan denaturasi. Pada pH yang tidak cocok, enzim akan mengalami perubahan struktur sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.

    Ketika pH lingkungan berubah dan menjadi tidak sesuai dengan pH optimum enzim, maka akan terjadi perubahan asam amino kunci pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi sisi aktif tersebut untuk berikatan dengan substratnya.

    Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Struktru dan Fungsi Enzim.

  3. Pengaruh Konsentrasi
    Kerja enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim itu sendiri. Enzim akan berfungsi secara optimum jika perbandingan konsentrasi enzim dan substratnya sesuai. Reaksi akan berjalan lambat jika konsentrasi substrat terlalu banyak dan enzimnya terlalu sedikit.

  4. Pengaruh Inhibitor
    Inhibitor atau penghambat merupakan zat dengan struktur yang mirip substrat dan dapat bergabung dalam reaksi enzimatik sehingga menyebabkan fungsi enzim terganggu. Inhibitor berikatan dengan enzim membentuk kompleks enzim-inhibitor. Berdasarkan posisi kerjanya, inhibitor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
    1. Inhibitor Kompetitif
      Inhibitor kompetitif merupakan zat penghambat yang menghambat kerja enzim pada sisi aktif. Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang mirip dengan substrat dan cocok dengan bentuk sisi aktif enzim. Inhibitor dan substrat akan bersaing untuk berikatan dengan enzim.

      cara kerja inhibitor kompetitif

      Jika inhibitor berhasil menempel pada sisi aktif enzim lebih dulu, maka substrat tidak akan bisa berikatan dengan sisi aktif enzim. Hal itu menyebabkan fungsi enzim terhambat.

      Baca juga : Kumpulan Soal dan Jawaban Metabolisme Sel.

    2. Inhibitor Nonkompetitif
      Inhibitor nonkompetitif merupakan penghambat yang bekerja pada sisi pasif enzim. Inhibitor berikatan dengan sisi pasif enzim dan mengakibatkan bentuk sisi aktif berubah. Karena bentuk sisi aktif enzim telah berubah, maka enzim tidak dapat mengikat substratnya lagi.

Edutafsi.com adalah blog tentang bahan belajar. Gunakan menu atau penelusuran untuk menemukan bahan belajar yang ingin dipelajari.

0 comments :

Post a Comment