PEMBAHASAN UN BAHASA INDONESIA TENTANG PENALARAN SILOGISME

Posted by on 13 February 2018 - 4:55 PM

Edutafsi.com - Penarikan Kesimpulan dengan Silogisme. Pembahasan soal ujian nasional bidang studi bahasa Indonesia tentang silogisme untuk tingkat menengah atas. Ketika belajar mengenai karya ilmiah, ada sebuah istilah yang cukup umum dibahas, yaitu silogisme. Silogisme merupakan salah satu metode penalaran deduksi dalam proses penarikan kesimpulan. Pada kesempatan ini, edutafsi akan membahas beberapa soal tentang silogisme yang pernah keluar dalam soal ujian nasional bahasa Indonesia. Semoga dapat menjadi gambaran bagi murid untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian nasional tahun ini.

Soal 1 : Melengkapi Silogisme

Cermatilah silogisme berikut ini dengan seksama :
Semua pantai di wilayah Indonesia berpotensi untuk menjadi objek pariwisata. Bunaken merupakan salah satu pantai di wilayah Indonesia.

Kalimat yang tepat untuk melengkapi silogisme di atas adalah ....
A. Jadi, Bunaken salah satu objek wisata di Indonesia
B. Maka, salah satu objek pariwisata adalah Bunaken
C. Tentu, Bunaken berpotensi untuk menjadi objek Pariwisata
D. Pasti objek pariwisata Bunaken di wilayah Indonesia
E. Untuk itu, Bunaken salah satu objek pariwisata berpotensi bagi Indonesia.

Pembahasan :
Silogsime erat kaitannya dengan penalaran. Penalaran adalah suatu proses befikir untuk menghubungkan fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Secara garis besar, penalaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penalaran deduksi (umum-khusus) dan penalaran induksi (khusus-umum).

Penalaran deduktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap data atau pernyataan umum untuk kemudian ditarik kesimpulan yang khusus. Penalaran deduktif dapat dibedakan lagi menjadi silogisme dan entimen. Sebaliknya, penalaran induktif dilakukan terhadap peristiwa khusus meliputi generalisasi, analogi, dan hubungan kausal.

Silogisme adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Silogisme memerlukan dua buah premis, yaitu premis umum dan premis khusus. Premis umum berisi fakta atau data umum sedangkan premis khusus berupa pernyataan atau data khusus. Dari kedua premis inilah kemudian ditarik sebuah kesimpulan.

Pada silogisme di atas memang tidak disebutkan secara gamblang mana yang menjadi premis umum dan mana yang menjadi premis khusus. Namun dilihat dari kalimatnya, kita dapat mengetahui apa posisi kalimat tersebut. Kalimat pertama merupakan premis umum sedangkan kalimat kedua adalah premis khusus. Jadi, kalimat yang dicari untuk melengkapi silogisme tersebut adalah kalimat kesimpulan.

Secara umum, pola penarikan kesimpulan untuk silogisme adalah sebagai berikut:
Premis umum  : A = B
Premis khusus : C = A
Kesimpulan     : C = B

Untuk mempermudah dapat kita lakukan pemisalan sebagai berikut:
A = pantai di wilayah Indonesia
B = berpotensi untuk menjadi objek pariwisata
C = Bunaken.

Berdasarkan rumusan tersebut, maka kesimpulannya:
PU : A = B → Semua pantai di wilayah Indonesia berpotensi untuk menjadi objek pariwisata.
PK : C = A → Bunaken merupakan salah satu pantai di wilayah Indonesia.
S   : C = B → Bunaken berpotensi untuk menjadi objek pariwisata.

Jadi, kalimat yang tepat untuk melengkapi silogisme di atas adalah Tentu, Bunaken berpotensi untuk menjadi objek pariwisata.
Jawaban : C

Soal 2 : Menentukan Simpulan dari Silogisme

Cermatilah silogisme berikut ini dengan seksama!
PU : Semua pejabat negara harus jujur dan hidup sederhana.
PK : Mogundha pejabat negara.
Simpulan yang tepat untuk melengkapi silogisme di atas adalah ....
A. Mogundha pejabat negara yang jujur dan sederhana
B. Mogundha harus jujur dan hidup sederhana
C. Moghunda harus jujur dan sederhana karena seorang pejabat
D. Mogundha seharusnya jujur dan sederhana
E. Sebagai menteri Mogundha selayaknya jujur dan sederhana.

Pembahasan :
Menarik kesimpulan dari suatu silogisme sebenarnya cukup sederhana asal kita tahu polanya. Secara umum, kesimpulan dari suatu silogisme ditarik berdasarkan premis umum (PU) dan premis khusus (PK) yang diketahui. Pola penarikan kesimpulan untuk silogisme di atas adalah :
Premis umum  : A = B
Premis khusus : C = A
Kesimpulan     : C = B

Untuk mempermudah dapat kita lakukan pemisalan sebagai berikut:
A = pejabat negara
B = harus jujur dan hidup sederhana
C = Mogundhi

Berdasarkan rumusan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan:
PU : A = B → Semua pejabat negara harus jujur dan hidup sederhana.
PK : C = A → Mogundhi pejabat negara.
S   : C = B → Mogundhi harus jujur dan hidup sederhana.

Jadi, kesimpulan yang tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah Mogundhi harus jujur dan hidup sederhana.
Jawaban : B

Soal 3 : Menentukan Premis Khusus Suatu Silogisme

Premis umum : Pada hari raya Idul Fitri jalur pantura macet.
Premis khusus : .....
Kesimpulan : Hari ini jalur pantura macet.

Premis khusus yang tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah ....
A. Hari ini hari raya
B. Hari ini hari minggu
C. Hari ini banyak orang berlibur
D. Hari ini sebagian jalur pantura macet
E. Hari ini hari raya Idul Fitri.

Pembahasan :
Kesimpulan dalam suatu silogisme ditarik berdasarkan premis umum dan premis khususnya. Pada soal premis umum dan kesimpulannya diketahui sehingga premis khususnya dapat ditentukan berdasarkan hubungan antara kesimpulan dan premis umumnya.

Berdasarkan premis umum dan kesimpulannya, maka rumusan silogisme di atas adalah sebagai berikut:
Premis umum  : A = B
Premis khusus : C = A
Kesimpulan     : C = B

Sebagai alat bantu dapat digunakan pemisalan sebagai berikut:
A = hari raya Idul Fitri
B = jalur pantura macet
C = hari ini.

Sesuai dengan rumusan tersebut, maka premis khususnya dapat ditentukan :
PU : A = B → Pada hari raya Idul Fitri, jalur pantura macet.
K  : C = B → Hari ini jalur pantura macet.
PK : C = A → Hari ini hari raya Idul Fitri.

Jadi, premis khusus yang tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah Hari ini hari raya Idul Fitri.
Jawaban : E

Soal 4 : Menentukan Kesimpulan Silogisme

Bacalah silogisme berikut ini dengan seksama!
PU : Siswa yang tergolong kurang mampu akan diberikan tunjangan belajar.
PK : Hadiruddin siswa yang tergolong kurang mampu.
K    : ..... ?

Simpulan yang paling tepat untuk melengkapi silogisme di atas adalah ....
A. Tunjangan belajar harus diberikan kepada Hadiruddin
B. Hadiruddin tergolong kurang mampu sehingga patut diberi tunjangan belajar
C. Hadiruddin akan diberikan tunjangan belajar
D. Tunjangan belajar bagi yang tidak mampu diberikan kepada hadiruddin
E. Hadiruddin akan diberikan tunjangan belajar karena kurang mampu.

Pembahasan :
Sebagai alat bantu dapat kita lakukan pemisalan sebagai berikut:
A = tergolong kurang mampu
B = akan diberikan tunjangan belajar
C = Hadiruddin.

Berdasarkan rumusan silogisme:
PU : A = B → Siswa yang tergolong kurang mampu akan diberikan tunjangan belajar.
PK : C = A → Hadiruddin siswa yang tergolong kurang mampu.
S   : C = B → Hadiruddin akan diberikan tunjangan belajar.

Jadi, kesimpulan yang paling tepat untuk melengkapi silogisme tersebut adalah Hadiruddin akan diberikan tunjangan belajar.
Jawaban : C

Soal 5 : Menentukan Kalimat Entimen yang Tepat

Cermati silogisme berikut ini dengan seksama!
PU : Siswa SMA Nusa mengikuti upacar bendera setiap hari senin pagi.
PK : Anita siswa SMA Nusa.
K   : Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi.

Kalimat entimen yang tepat dari silogisme di atas adalah ....
A. Anita adalah siswa SMA Nusa karena ia selalu mengikuti upacara bendera setiap senin pagi.
B. Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi, maka Anita adalah siswa SMA Nusa.
C. Karena Anita selalu mengikuti upacar bendera setiap senin pagi, maka Anita adalah siswa SMA Nusa.
D. Karena Anita adalah siswa SMA Nusa, maka ia selalu mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi.
E. Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi karena ia siswa SMA Nusa.

Pembahasan :
Entimen merupakan penalaran deduksi secara langsung. Kesimpulan dirumuskan hanya berdasarkan satu premis. Oleh karena itu, entimen disebut juga sebagai silogisme yang diperpendek. Silogisme di atas dapat diperpendek dengan rumusan entimen : C = B karena C = A.

Sebagai alat bantu dapat kita misalkan sebagai berikut:
A = siswa SMA Nusa
B = mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi
C = Anita.

Berdasarkan rumusan entimen di atas, maka entimen yang tepat untuk silogisme tersebut adalah: C = B karena C = A  → Anita mengikuti upacara bendera setiap hari senin pagi karena ia siswa SMA Nusa.
Jawaban : E

Demikianlah pembahasan beberapa soal ujian nasional bidang studi bahasan Indonesia tentang penarikan kesimpulan dengan metode silogisme. Jika pembahasan soal tentang silogisme ini bermanfaat, bantu kami membagikannya kepada teman-teman anda melalui tombol share yang tersedia di bawah ini. Terimakasih.
Edutafsi.com adalah blog tentang bahan belajar. Gunakan menu atau penelusuran untuk menemukan bahan belajar yang ingin dipelajari.